Wednesday 6 November 2019

Harmoni Fun Run : Pengalaman Pertama Ikut Event Lari 5K



Sempat merencanakan mengikuti event lari di daerah Bandung dan sekitarnya ketika masih tinggal di Subang. Tapi rencana itu enggak pernah terealisasikan. Kebanyakan disebabkan dua kawan saya yang suka lari bareng selalu memiliki agenda lain, terutama di akhir pekan. Yang satu sering disibukkan dengan kegiatan LPDP-nya. Dan yang lain, pada saat itu dia memang enggak dapet jatah libur di hari Minggu.

Kenapa enggak sendirian aja? Enggak lah. Awkward rasanya, kalau habis lari cuma jongkok sendirian mainin HP di pojokan meeting point.

Jadi praktis, selama hampir setahun saya tinggal di Subang, dan beberapa kali ke Bandung, enggak ada satu pun event lari yang saya ikuti. Padahal Bandung menjadi salah satu kota yang paling sering mengadakan event lari. Dan terkenal paling mahal juga tiketnya. Dan jarak dari Subang ke Bandung juga terbilang dekat, hanya sekitar 60 menit menggunakan sepeda motor.

Setelah pindah kerja dekat dengan rumah, tepatnya di Tegal bulan Juli lalu, saya bahkan sempat enggak lari selama sekitar sebulan. Alasannya sepele sebenarnya, jam masuk kerja di tempat saya bekerja yang sekarang menjadi jauh lebih pagi daripada di tempat sebelumnya.

Saya yang terbiasa lari di pagi hari, sekitar pukul 5, tepat setelah solat subuh, merasa waktu antara Subuh dengan jam masuk kerja yang sekarang berjalan sangat singkat. Jadi seringkali niat berlari yang susah payah saya pupuk di malam harinya, menguap begitu saja.

Kenapa enggak lari di sore atau malam hari?

Lari sore hari sebanarnya memiliki keuntungan, di antaranya, lari kita cenderung lebih bertenaga karena badan kita sudah ‘panas’ atau terkondisikan melalui aktivitas di waktu-waktu sebelumnya. Sayangnya udara sore hari sudah kadung kotor, terpapar banyak polusi. Oleh karena itu, lari sore hari sebaiknya dilakukan di lapangan luas yang minim kendaraan bermotor. Nah, track lari yang semacam itu belum bisa ditemui di Tegal.

Bagaimana dengan lari malam? Sebenarnya cukup banyak, kok, komunitas lari yang lebih memilih malam hari untuk berlari. Alasannya ya, waktu senggang meraka cuma di malam hari. Tapi menurut saya, di malam hari badan sudah lelah, lebih baik digunakan untuk istirahat.

Karena beberapa alasan di atas, saya lebih memilih lari di pagi hari.

Kembali kepada keikutsertaan saya dalam event lari. Nah, barulah di awal September, saya mendapat informasi dari kawan saya yang tinggal di Semarang, bahwa tanggal 29 September nanti akan diadakan event lari di Semarang.

Tema yang diusung adalah Harmoni Fun Run. Karena ini run yang fun, jadi jarak lari yang di-event-kan hanya 5K. Jarak yang masuk akal bagi pemula seperti saya. Biaya registrasinya juga hanya 95 ribu. Terbilang cukup terjangkau, jika dibanding event lari biasanya, yang  minimal mencapai 150 ribu. Dengan pertimbangan tersebut, saya memutuskan untuk mendaftar.

Karena akan mengikuti event lari, mau tidak mau saya harus mempersiapkan fisik dengan kembali latihan lari. Nah, mulai dari titik inilah, saya kembali rajin latihan lari. Dengan adanya target event di depan mata, latihan saya menjadi lebih rajin dan lebih berani untuk nge-push diri untuk lari lebih jauh dari biasanya.

Di event ini, semua finisher atau peserta yang berhasil mencapai garis finish berhak memperoleh medali. Tapi meski begitu, target utama saya bukan soal koleksi medali, tetapi: bisa menyelesaikan lari sejauh 5K dengan tanpa berjalan, apalagi berhenti, dan dengan capaian waktu tempuh sekitar 30 menit. Di sini lah asiknya berlari, musuh yang harus ditaklukan bukan orang lain, tetapi diri sendiri. 

Waktu persiapan terhitung hanya sebulan sebelum race.
                                                                                                            
Meski hanya menggunakan jarak minimal, lari sejauh 5K bukan perkara mudah bagi saya. Ini dibuktikan dengan hasil dari beberapa kali latihan. Hasil yang saya peroleh selama beberapa kali latihan tidak ada yang mencapai jarak 5K, paling mentok itu 4.6K yang ditempuh dalam waktu 30 menit. Itu pun saya peroleh di hari terakhir saya berlatih. Tepatnya tiga hari menjelang race.
 
Capaian terakhir sebelum race Harmoni Fun Run
Jika melihat dari hasil latihan, saya terbilang cukup nekat dengan target tersebut.

Waktu berjalan cepat, waktu race pun tiba. Saya berlari dengan dua orang kawan saya. Naupan, dia yang membagi info soal event ini. Dan satu lagi Salam, kawan Naupan, yang baru saya kenal sehari sebelum race. Sama seperti saya, dia rela datang dari luar kota untuk mengikuti event lari ini. Hanya bedanya, dia datang Yogya, saya dari Tegal.

Pada race ini, rute yang dipilih panitia terbilang sederhana. Race dimulai dari Kantor Gubernur di Jalan Pahlawan, dilanjutkan ke arah Simpang Lima. Dari sana lalu berbelok ke Jalan Pandanaran, sampai ke Monumen Tugu Muda. Setelah itu, masuk ke Jalan Dr. Sutomo, melewati RSUD Kariadi, sampai ke Jalan Veteran. Terakhir, kembali lagi ke Jalan Pahlawan, dan garis finish ada di depan Kantor Gubernur.

Rute race Harmoni Fun Run
Kami bertiga datang terlalu mepet dengan dimulainya race. Pukul 6 kami datang, para peserta yang lain sudah bersiap di depan garis start. Pak Ganjar (Gubernur Jateng) yang membuka event tersebut sudah bersiap dengan bendera di tangan. Tidak lama kami datang, bendera start dikibarkan, Race-pun dimulai.
 
Karena ini adalah race pertama, jujur saya langsung dibuat terkejut dengan banyak pelari yang langsung tancap gas persis setelah start, termasuk si Salam di dalamnya. Saya dengan Naupan yang awalnya memilih berlari santai, melihat banyak peserta yang tancap gas, akhirnya memutuskan mencoba mengimbangi kecepatan mereka.

Hasilnya saya rasa cukup fatal sih. Baru sepuluh menit berlari, nafas yang sudah terengah. Badan juga menjadi lebih cepat panas. Akibatnya, keringat sudah menetes. Ditambah, karena ini adalah lintasan yang benar-benar baru, akibatnya kaki saya membutuhkan waktu yang lebih lama untuk beradaptasi dengan lintasan.

Merasakan itu, saya, yang masih berdampingan dengan Naupan, memutuskan menurunkan tempo lari, sedikit menurunkan ego, dan yang penting lebih mengatur keluar masuknya nafas.

Di saat yang bersamaan, tepatnya saat sampai di Pandanaran, rombongan peserta yang awalnya bergerombol sudah mulai menyebar. Beberapa pelari sudah ada yang kelelahan, mereka memilih berjalan. Saya dan Naupan masih terus berlari, meski dengan tempo yang terbilang pelan.

Syukurlah sampai Jalan Pandanaran habis dilalui, saya masih kuat untuk terus belari. Sampai di sini, saya masih berdampingan dengan Naupan.

Sampai di waktu 15 menit kami berlari, Saya dan Naupan masih berdampingan, sedangkan si Salam terpisah, entah ke mana dia. Intinya dia hilang saja dari pandangan kami.

Baru setelah sampai di titik jalan Dr. Sutomo, tepatnya di depan Kampung Pelangi, si Naupan sudah merasa kelalahan. Beberapa kali dia lebih menurunkan tempo larinya. Bahkan dia sempat memilih berjalan. Saya mencoba membantu dengan sedikit mendorongnya, tapi nihil. Fixed, dia kelelahan. Dari sana, kami berpisah.

Race pun masih berlanjut. Sesampainya di depan RSUD Kariadi, jalan mulai menanjak. Jujur saya belum pernah lari di lintasan menanjak sebelumnya. di titik inilah, yang menurut saya menjadi tantangan terberat sepanjang race.
Race menjadi makin berat dengan napas yang makin terangah, kondisi yang makin terik, ditambah pakaian yang sudah kuyup dengan keringat, padahal finish line masih 1/3 perjalanan lagi. Yang bisa dilakukan pada saat itu hanya nge-push diri untuk terus berlari.
  
Syukurlah sampai jalur menanjak habis, saya masih bisa bertahan untuk terus berlari.

Memasuki Jalan Veteran, jalan mulai sedikit menurun, gerakan kaki menjadi lebih ringan. Sampai di pertengahan, jalan kembali datar. Di titik ini juga saya berhasil menyalip beberapa pelari.

Memasuki titik terakhir lomba di Jalan Pahlawan, garis finish sudah terlihat. Beberapa panitia sudah terlihat menyambut pelari-pelari yang sudah lebih dulu mencapai finish line. Rasanya sudah enggak sabar untuk segera mencapai finish line, tapi kaki seperti menolak untuk diajak berlari lebih cepat. Kecepatan pun hanya bisa saya pertahankan.

Beberapa meter menjelang garis finish, saya tetap mempertahankan kecepatan. Saya tidak memperdulikan ada satu, dua pelari yang menyalip saya menjelang finish line. Saya memiliki target saya sendiri.

Saya yang sebenarnya agak pesimis bisa mencapai target pribadi pada permulaan race, akhirnya bisa bernapas lega. Target untuk mampu berlari sejauh 5K tanpa berhenti, dengan waktu tempuh 30 menit bisa tercapai.

Padahal seperti yang saya jelaskan sebelumnya, selama persiapan untuk race ini, saya belum pernah sekalipun mencapai jarak 5K. Dari hasil ini, bolehlah untuk sedikit berbangga pada diri sendiri.

Enggak lama, si Naupan akhirnya mencapai finish line. Selain di depan kampung pelangi, dia juga sempat memilih berjalan sebentar saat memasuki jalan menanjak di depan RSUD Kariadi.

Baru setelah itu disusul Salam. Ternyata selama race dia ada di belakang kami. Start-nya yang cukup meyakinkan ternyata tidak berbanding lurus dengan hasil yang meyakinkan pula. Dia bahkan sampai (sedikit) muntah di tengah race. Ya mungkin itu disebabkan dia yang sedikit masuk angin setelah di malam harinya dia hanya tidur beralaskan karpet di ruang yang ber-AC. Tapi yang penting, dia berhasil finish.

Setelah lari, kami lek-lok banget. Ditambah lagi, kami memang tidak sarapan sebelum race. Race hari ini kami tutup dengan makan gongso kambing, masih di komplek kantor Gubernur. Gongso kambing yang berprotein tinggi ini sangat baik untuk kami bertiga yang baru saja menyelesaikan olahraga berat.

Dan menjadi semakin lebih baik lagi untuk saya pribadi, karena saya tidak perlu mengeluarkan uang untuk sepiring gongso kambing yang sangat enak dan lembut itu. Terimakasih ya, untuk traktirannya. Nyam... Nyam...

Saya, Salam, dan Naupan setelah race

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html