Monday 23 April 2018

Gerakan Anti-Pariwisata, Sebuah Seruan Yang Patut Didengar

gerakan anti pariwisata
Aksi protes warga para warga lokal/france24.com

Semakin majunya dunia pariwisata di era sekarang bisa diibaratkan sebagai pisau bermata dua. Di satu sisi, kemajuan tersebut mampu mengangkat taraf ekonomi banyak pihak, seperti masyarakat yang tinggal di sekitar suatu destinasi wisata, dan dalam level yang lebih tinggi, negara juga akan meraup banyak pundi rupiah dari sana. Namun di sisi yang bersebrangan, kemajuan tersebut juga berpotensi menjadi sumber kerusakan lingkungan.
Jika kita melihat gunung Semeru sekarang, maka kondisinya tidak seindah dan sebersih dengan kondisinya beberapa tahun silam, tepatnya sebelum kegiatan naik gunung menjadi kegiatan populer seperti sekarang. Atau Pulau Bali,yang semakin hari semakin sesak oleh banyak pembangunan infrastruktur guna menunjang pelayanan terhadap ribuah, bahkanjutaan wisatayan lokal maupun asing yang datang tiap tahunnya.
Jika membandingkan kedua contoh di atas, nampaknya kondisi lingkungan Gunung Semeru belum separah kondisi lingkungan di Pulau Bali. Dengan semakin berjubelnya jumlah wisatawan di Bali, ada sejumlah pihak yang memutuskan untuk membangun banyak hunian baru dengan cara yang kontroversial: mereklamasi Teluk Benoa.
Dampaknya sangat mudah diprediksi, banyak pihak di luar mereka yang menilai tindakan tersebut dapat menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan sekitar Teluk Benoa. Akibatnya, aksi-aksi penolakan pun gencar dilakukan. Aksi penolakan paling masif berasal dari Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi (ForBali). Namun sampai saat ini, proses reklamasi masih terus berlanjut.
Tidak hanya di Indonesia, gerakan-gerakan yang gencar mengkritik bisnis pariwisata yang berdampak pada semakin rusaknya lingkungan juga terjadi di luar negeri. Di Barcelona, Spanyol, contohnya. Di pertangahan tahun lalu, di sana terjadi aksi penolakan terhadap pariwisata yang dilakukan oleh sejumlah orang. Mereka beramai-ramai mendatangi bus wisata dan menyemprotkan piloks yang bertuliskan “pariwisata membunuh kawasan ini.”
Hampir senasib dengan Pulau Bali dan Barcelona. Di Venesia, salah satu kota paling historis di dunia, juga harus berhadapan dengan massa yang menolak kegiatan pariwisata. Gerakan tersebut disinyalir akibat sudah banyak wisatawan yang melanggar banyak aturaan di tempat-tempat bersejarah di sana. Selain itu, semakin tidak terjangkaunya harga propersi di sana oleh warga loka akibat semakin maraknya wisatawan juga menjadi alasan untuk melakukan aksi protes. 
Warga Lokal, adalah Tuan Rumah yang Wajib Dihormati
Sudah menjadi hukum alam, bahwa di setiap pembangunan pasti ada sesuatu lain yang harus tergusur. Hukum tersebut berlaku pula dalam dunia pariwisata. Yang harus dikorbankan oleh semakin majunya dunia pariwisata biasanya adalah masyarakat setempat, baik itu dari segi ekonomi maupun kearifan lokal.
Dalam jangka pendek, majunya dunia pariwisata mampu mendorong kemajuan kondisi ekonomi masyarakat setempat. Sekali lagi itu hanya keuntungan yang didapat dalam jangka pendek. Sedangkan dalam jangka panjang, jika mau melakukan perhitungan matematis, dan dipandang melalui sudut pandang yang lebih kritis, maka kerugian lah yang justru akan didapati oleh mereka.
Pulau Bali bisa menjadi contoh terjelas dari kerugian-kerugian di atas. Dilansir dari worldcrunch.com, Pulau Bali dinilai sudah terancam dampak buruk dari mass tourism (gerakan berwisata masal) yang terakumulasi tiap tahunnya. Hal tersebut berimplikasi pada semakin meningginya tingkat konsumsi orang-orang di Bali, serta semakin terasanya bencana-bencana ekologis yang (biasanya) banyak dirasakan oleh warga asli Bali.
Pada dasarnya, masyarakat setempat tidak mempermasalahkan dengan adanya pengadaan tempat wisata di daerah meraka, dengan satu syarat: pengadaan itu harus memberikan dampak baik bagi mereka dalam jangka waktu yang relatif panjang. Namun jika yang terjadi justru hanya memberikan keuntungan melimpah sesaat, serta dinilai dapat merusak kearifan lokal dalam jangka panjang, agaknya langkah tersebut harus direm.
Kasus di Bali, Gunung Semeru, Venesia, dan Barcelona di atas hanya segelintir contoh kasus kerugian yang dialami masyarakat setempat akibat dampak buruk majunya dunia pariwisata. Melihat dampak buruk yang makin meluas, nampaknya kampanye-kampanye terkait isu kerusakan lingkungan akibat pariwisata, baik berupa kampanye langsung maupun melalui dunia maya harus terus dilakukan tanpa jeda waktu istirahat.
Pemahaman-pemahaman masyarakat setempat tentang vitalnya peran lingkungan dan kearifan lokal bagi keberlangsungan hidup dalam jangka panjang juga harus semakin masif digencarkan.
Vitalnya Kesadaran Pariwisata  
Jika diperhatikan, salah satu masalah pelik dari semua kasus di atas, dan kasus-kasus terkait pariwisata yang lain adalah masih lemahnya kesadaran berpariwisata yang baik oleh wisatawan dan para pengelola tempat wisata itu sendiri.
Para pengelola tempat wisata seharusnya melakukan banyak perundingan dengan masyarakat setempat, baik sebelum dan sesudah tempat wisata berdiri. Dilanjutkan dengan adanya perundingan yang berkelanjutan terkait dengan perkembangan tempat wisata tersebut. Hal tersebut menjadi vital, karena pada dasarnya masyarakat setempat adalah tuan rumah yang patut paling diutamakan dalam mengambil kebijakan apa pun.
Selain itu, peran yang tidak kalah penting juga dipegang para wisatawan itu sendiri dalam menjaga lingkungan di sekitar tempat wisata. Selain peraturan-peraturan tertulis, para wisatawan sudah sepatutnya menghargai kearifan lokal yang berlaku di masyarakat yang tinggal di sekitar daerah wisata tersebut.
Aksi-aksi penolakan pariwisata oleh sejumlah pihak yang tejadi di Barcelona dan Venesia, serta aksi penolakan terhadap reklamasi Teluk Benoa di Bali seharusnya sudah cukup menjadi pembelajaran bagi kita: bahwa ada sesuatu yang salah dalam pengelolaan pariwisata selama ini. Jika hal tersebut hanya dianggap sebagai angin lewat, maka tinggal menunggu saja aksi-aksi penolakan yang lebih masif akan segera meledak.

0 comments:

Post a Comment

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html