Friday 8 June 2018

Para Yahudi dan Kepedulian Mereka Terhadap Rakyat Palestina

dukungan yahudi kepada rakyat palestina
Aksi protes atas penembakan Razan al-Najjar/fanspage Jews Voice for Peace

Laporan singkat di atas saya ambil dari salah satu grup fanspage facebook milik salah satu organisasi kemanusiaan yang fokus dalam membela dan memperjuangkan hak-hak rakyat Palestina yang semakin lama semakin diberengus oleh para Zionis.
Di sana dilaporkan, telah terjadi penembakan oleh tentara Zionis kepada Razan al-Najjar, seorang relawan tenaga medis Palentina yang sedang bertugas di perbatasan Palestina-Israel. Lebih jauh lagi, mereka menyerukan agar seluruh dunia berani bersuara dan menunjukkan keberpihakannya pada pembebasan Palestina dari cengkraman Zionis.
Laporan singkat tersebut sudah sangat jelas menggambarkan salah satu bentuk kesewenang-wenangan tentara Zionis terhadap hak-hak rakyat Palestina. Namun dalam tulisan ini saya tidak ingin berfokus pada isi dari laporan singkat tersebut, melainkan saya ingin fokus kepada subjek (siapa) yang menyuarakan suara tersebut melalui laman fanspage facebook di atas.
Mereka menami diri: Jewish Voice for Peace (JVP). Lalu siapa dan apa tujuan dari JVP ini?
dukungan terhadap razan dari komunitas yahudi
Dukungan terhadap Razan/fanspage Jews for Peace

Sesuai dengan namanya, JVP adalah sebuah organisasi yang beranggotakan orang-orang Yahudi di Amerika Serikat yang secara getol menyuarakan pembelaan mereka terhadap hak-hak rakyat Palestina. Mereka melakukan pembelaan dalam berbagai bentuk, seperti publikasi paper, penggalangan dana, kampanye-kampanye perdamaian melalui media sosial, dan tentu saja aksi-aksi turun ke jalan melakukan aksi protes.
Iya, yang ingin saya tekankan di sini, para anggota JVP bukanlah terdiri dari orang Islam, Kristen, atau Nasrani, melainkan orang-orang Yahudi. Dengan kata lain, mereka adalah orang-orang Yahudi yang dengan bangga menyuarakan keberpihakan mereka terhadap Palestina.
Stereotip Negatif Terhadap Yahudi
Sudah bukan barang baru lagi, bahwa Yahudi sudah terlanjur mendapat stereotip negatif, buram, hina, di masyarakat kita yang mayoritas beragam Islam. Narasi yang paling sering dikemukakan ke permukaan adalah bahwa Kaum Yahudi adalah musuh Islam yang harus dilawan karena mereka menginginkan berdirinya negara Yahudi dengan cara merebut paksa tanah Palestina dari tangan orang-orang Islam di sana. Kurang lebih begitu narasinya.
Salah satu alasan mendasar mengapa stereotip-stereotip tersebut mudah tersebar di masyarakat kita adalah akibat maraknya pemberitaan media-media soal Yahudi, terutama jika sudah menyangkut konflik Palestina-Israel, yang sangat tidak berimbang.
Maksudnya, banyak media yang kerap kali lebih memilih menggunakan term “yahudi” ketimbang "zionisme" dalam pembingkaian berita negatif soal Yahudi di tanah Pelastina. Akibatnya para pembaca kerap kali menyimpulkan secara sederhana tanpa proses pikir yang sabar, bahwa Yahudi adalah sekumpulan orang-orang jahat yang harus dilawan akibat merebut tanah Palestina dari tangan orang-orang Islam. Dan selanjutnya, munculah kesimpulan bahwa apa yang diberitakan soal Yahudi tersebut, merupakan representasi dari semua orang Yahudi, tanpa terkecuali. 
Padahal kalau dicermati, khusus dalam pemberitaan atau opini soal konflik Palestina-Israel, terdapat tiga term penting yang harus digunakan oleh media, serta harus dipahami maknanya oleh masyarakat secara luas, sehingga akan tercipta pola pikir (mindset) yang lebih lurus dalam menyikapi konflik Palestina-Israel ini. Ketiga term tersebut yakni Yahudi, Zionisme, dan Judaisme.
Perbedaan Mendasar Yahudi, Zionisme, dengan Judaisme 
Yahudi sebenarnya adalah nama sebuah kelompok masyarakat, umat, atau gampanganya suku. Sama halnya seperti suku-suku yang lain yang ada di seluruh dunia, mereka sangat majemuk, pun dalam soal kepercayaan. Orang-orang Yahudi ada yang beragama Islam, Kristen, Nasrani, Judaisme, dan bahkan atheis. 

Judaisme adalah agama yang dianut oleh mayoritas orang-orang Yahudi.
Keduanya tentu sangat berbeda dengan zionisme. Nah bagian ini yang perlu diperhatikan. Zionisme sendiri sederhananya adalah sebuah ideologi politik yang dianut dan dideklarasikan oleh beberapa tokoh Yahudi yang menginginkan berdirinya sebuah negara khusus Yahudi di tanah Yerussalem. Orang-orangnya disebut Zionis. 
Nah, orang-orang Yahudi yang berpaham Zionis inilah yang selama ini melakukan kesewenang-wenangan terhadap rakyat Palestina. Orang-orang Yahudi yang berpaham Zionis ini lah yang patut dijadikan musuh kita bersama, dan bukan Yahudi secara keseluruhan.
Klaim bahwa banyak orang Yahudi yang mendukung gerakan zionisme memang benar, namun yang belum banyak diketahui oleh masyarakat kita secara luas (sekali lagi) adalah, banyak pula yang menentangnya. Salah satu contohnya sudah saya jelaskan di awal tulisan ini: orang-orang Yahudi yang tergabung dalam Jewish Voice For Peace (JVP).
b'tselem organisasi pembela pembebasan palestina
Halaman depan situs B'Tselem/btselem.org

JVP tidak sendirian dalam hal ini, ada B’Tselem, sebuah organisasi yang bermarkas di Israel yang juga kerap melakukan seruan-seruan yang sama. Mereka kerap kali memublikasikan artikel-artikel singkat soal pelanggaran-pelanggaran HAM yang dilakukan oleh tentara-tentara zionis terhadap warga Pelestina. 
Selain mereka, ada juga perkumpulan orang-orang Yahudi konservatif, yang menamai diri mereka: Neturei Karta, dengan tagline yang begitu jelas keberpihakan mereka: “Jews United Againts Zionism”. 

Satu lagi yang (mungkin) paling unik darisudut pandang orang Indonesia secara umum, ada Maki, Partai Komunisnya Israel, yang juga tidak kalah keras dalam menentang pendudukan para Zionis atas tanah Palestina. 
seorang yahudi membakar bendera israel
Seorang Yahudi membakar bendera Israel/nkusa.org

Selain yang tergabung dalam organisasi-organisasi yang sudah disebutkan, sebenarnya masih banyak orang Yahudi yang menentang Zionisme, atau lebih spesifik: menentang pembentukan negara Yahudi di tanah Palestina. Baik mereka yang bergerak secara individu lewat hati nurani, maupun mereka yang tergabung dalam organisasi-organisasi lain, jumlah mereka sebenarnya cukup banyak.
Namun sekali lagi, banyak media kita yang kurang berimbang dalam membingkai berita atau opini soal Yahudi. Padahal kekuatan para media (terutama para media arus utama), seperti yang sudah saya bahas sebelumnya, sangat diperlukan guna membangun, mengubah, memperluas pola pikir (mindset) masyarakat dalam menyikap suatu fenomena. 
Saya rasa pemahaman tentang perbedaan Yahudi sebagai sebuah kelompok (suku), Yahudi (Judaisme) sebagai agama, dan zionisme sebagai ideologi politik, menjadi sangat penting untuk dipahami oleh kita bersama. Di sisi lain, saya sadar betul, bahwa pemahaman-pemahaman semacam itu tidak akan berpengaruh banyak bagi rampungnya konflik Palestina-Israel yang sudah berlangsung puluhan tahun.
Namun paling tidak, hal tersebut mampu memperluas pemahaman kita (sebagai masyarakat umum) terhadap siapa yang sebenarnya berkonflik, dan siapa yang sepatutnya disalahkan dalam pendudukan tanah Palestina. Sehingga ke depannya kita bisa lebih tepat sasaran dalam menentukan keberpihakan kita.

0 comments:

Post a Comment

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html