Berbagai contoh merek sepatu lari luar negeri/planetsport.asia |
Ada
dua jenis olahraga yang mulai saya rutinkan (lagi), yakni bulutangkis dan
berlari. Alasannya sederhana, karena saya merasa kedua olahraga tersebut yang
paling sering dan mahir saya lakukan. Beruntungnya, dengan berkerja di Yayasan
As-Syifa, akses melakukan dua olahraga tersebut terbilang mudah.
Selama
dua bulan pertama saya rutin berolahraga, semuanya berjalan lancar, tidak ada
masalah berarti. Masalah muncul sekitar di bulan ketiga: outsole sepatu
olahraga yang biasa saya pakai robek.
Sepatu
olahraga yang saya miliki itu memang sudah cukup tua, sudah saya pakai 4 tahun
lebih. Ditambah, saya membebani sepatu tersebut dengan dua olahraga sekaligus,
berlari dan bulutangkis. Jadi tidak heran, jika sepatu tersebut sudah meminta
pensiun.
Padahal
saya sudah membangun hubungan emosional yang kuat dengan sepatu itu. Bayangkan
saja, empat tahun sudah sepatu itu membersamai. Sudah pasti saya akan sulit
untuk move on. Namun demi kelancaran
agenda olahraga saya, mau tidak mau, move
on adalah satu-satunya opsi.
Dengan
berbagai pertimbangan, utamanya didasari dengan rasa ingin berhemat, saya
memutuskan untuk membeli satu saja sepatu, yang rencananya akan digunakan baik
untuk berlari dan bulutangkis. Dan saya memilih untuk membelinya secara on-line, karena sudah terlanjur tergiur
dengan banyaknya pilihan jenis dan diskonan yang banyak berseliweran di
sana.
Saya
kira proses move on itu akan berjalan cepat tanpa hambatan, namun saya salah. Ternyata
mendapat sepatu yang benar-benar ideal secara on-line itu sulit. Diperlukan beberapa kali trial and error. Dalam pengalaman saya, sampai tiga kali. Berikut
ini ulasannya:
Ukuran yang Kekecilan
Setelah
sliwar-slewir di berbagai toko on-line maupun market place, dan menimbang harga, kualitas, review, serta diskonan,
akhirnya saya menjatuhkan pilihan hati ke sepatu lari merek League, tepatnya
serie Kumo 1.5 M warna hitam.
Dulu
harganya ditambah ongkis kirim sekitar 460-an ribu. Ukuran sepatu yang saya
pilih waktu itu adalah 42. Pilihan tersebut saya pilih berdasarkan ukuran
sepatu yang sudah saya pensiunkan yang juga 42.
Penyakit
orang yang belanja on-line pun
muncul: ragu-ragu. Dan jujur, sampai saat itu saya masih ragu-ragu tentang
kesesuaian ukuran dan modelnya. Maklum, itulah pertama kalinya saya belanja
sepatu on-line, ditambah referensi
yang saya miliki soal sepatu lari masih sangat minim.
Meski
masih ragu-ragu, saya tetap nekat melakukan pembayaran. Sekitar empat hari
menunggu. Barang itu pun sampai ke tangan saya.
Dan
keragu-raguan itu pun menjadi benar adanya. Duhhh…!
Sejak
percobaan pertama, kaki sudah merasa kurang nyaman. Ukuran panjang dan lebar
sepatu ini terlalu kecil. Padahal nomor ukurannya sama dengan sepatu yang sudah
saya pensiunkan.
Ada apa ini? Kenapa sempit banget, ya?
Saya bertanya dalam hati.
Dan
ditambah desainnya yang ternyata tidak sesuai ekspektasi. Sekaligus warnanya,
yang terlalu monoton yakni hanya hitam dan putih.
Namun
dengan tujuan menguatkan hati yang terlanjur dirundung kecewa, saya tetap
mencoba memakainya untuk berlari. Apalah daya, yang didapat justru makin
kecewa. Belum sampai 10 menit saya berlari, kaki sudah merasa tidak nyaman,
nyeri di beberapa bagian.
Setelah
itu, saya memutuskan untuk membeli sepatu lain dengan ukuran yang lebih besar.
Dengan demikian, selagi menuggu datangnya sepatu yang baru, waktu-waktu berlari
saya pun kembali ditemani sepatu olahraga lama yang sudah sobek di bagian
outsolenya.
Belajar
dari kesalahan tersebut, saya mulai menambah referensi saya tentang sepatu,
terutama sepatu lari. Ada 3 benang merah yang bisa saya tarik tentang memilih sepatu
lari secara on-line dari banyak
artikel yang saya baca dan video yang saya tonton:
- Ukurlah panjang kaki kita terlebih dulu (dalam cm) sebelum membeli, bisa menggunakan penggaris, atau dijiplak terlebih dulu kemudia diukur. Ukurlah dari ujung ibu jari (jempol) sampai ujung tumit.
- Ketahui ukuran panjang (size chart) merek sepatu yang dipilih. Sebab masing-masing merek memiliki standar size chart masing-masing. Biasanya size chart sudah tersedia di deskripsi barang, atau di laman resmi merek masing-masing.
- Yang paling penting, pilihlah sepatu dengan ukuran 1 cm atau 1,5 cm lebih panjang dari kaki kita. Ruang kosong di dalam sepatu nantinya berfungsi sebagai ruang kaki kita saat bergerak aktif. Contoh: setelah saya ukur, panjang kaki saya adalah 26,5 cm, maka saya direkomendasikan untuk memilih sepatu dengan panjang antara 27,5 cm sampai 28 cm.
Warna yang Tidak Cocok
Saya
cukup beruntung bisa menjual sepatu League Kumo 1.5 M yang baru saja saya beli
dalam waktu relatif singkat, sekitar 1 bulan setelah pemakaian, dan dengan
harga yang tidak jauh berbeda dari harga beli: 430-an ribu.
Beralih
kepada misi membeli sepatu dengan ukuran yang lebih besar, akhirnya saya
kembali memandangi beberapa toko online dan place
market. Dengan pertimbangan harga, kualitas, dan diskonan, pilihan
saya masih jatuh kepada merek yang sama: League. Hanya saja kali ini, saya
memilih seri dan warna yang berbeda.
Saya
memilih League seri New Volkov warna merah. Di salah satu toko on-line, tertera harga yang cukup miring
dibanding lainnya, reviewnya juga cukup bagus, dan warnanya cukup elegan, merah
agak tua.
Masuk
ke bagian terpenting, tidak mau jatuh ke dalam lubang yang sama: saya memilih sepatu
dengan ukuran 43, atau pada size chart
merek League, sama dengan panjang 27,5 cm. Lebih panjang 1 cm daripada kaki
saya. Saat itu harga yang tertera sekitar 370-an ribu.
Meski
sudah cukup yakin dengan ukuran yang dipilih, rasa ragu-ragu hasil belanja on-line masih saja menyelimuti. Rasa
ragu-ragu itu baru hilang saat sepatu sudah benar-benar ada di tangan.
Sekitar
4 hari menunggu, sepatu akhirnya sampai di tangan. Dan…
Lagi-lagi
saya dibuat kecewe. Duhhh!!!
Bukan
soal ukuran. Tapi warnanya. Warna merahnya itu, loh, terlalu membuat mata
silau, ngejreng banget. Berbeda
dengan gambar yang dipasang di toko. Beberapa kawan juga mengamini hal
tersebut.
Saat
memakainya, saya merasa semua mata langsung tertuju kepada sepatu saya.
Saya belum siap menjadi pusat perhatian…
Masih
mencoba menguatkan hati yang (lagi-lagi) dirundung kecewa, saya tetap memakainya
untuk berlari. Dan hasilnya sebenarnya cukup memuaskan. Meski butuh beberapa
kali penyesuaian, sepatunya ternyata cukup nyaman untuk digunakan berlari. Ukuran
yang saya pilih sepertinya cocok. Tapi tetap saja, warna ngejreng-nya membuat rasa percaya diri saya jadi minus.
Sambil
masih memakainya, saya akhirnya (kembali) memutuskan untuk menjualnya. Dan
beruntungnya, selang dua bulan kemudian, sepatu terjual dengan harga 345 ribu
(ditambah ongkos kirim). Secara total, saya rugi sekitar 50 ribu. Tapi saya
anggap itu sebagai harga sebuah pembelajaran.
Dari
sana, saya baru tahu bahwa beberapa toko
on-line lebih suka suka menggunakan gambar dari orang/toko lain untuk
mempromosikan barang yang dijual. Jadi beberapa kali kejadian, barang yang
ditampilkan di toko berbeda dengan barang yang dijual, baik dari warna maupun
bentuk.
Dari
sana, ada beberapa hal yang saya pelajari untuk memastikan kesesuain warna
barang yang akan kita beli:
- Lebih baik pilihlah toko yang memasang barang dengan gambar/foto asli dari gambar.
- Atau paling tidak, gunakan itu sebagai referensi, jika kebetulan menemukan toko yang menjual barang yang sama dengan harga yang lebih murah, atau menawarkan diskon lebih besar. Hidup para pencari diskon!
- Sebelum membeli, lebih baik baca artikel atau nonton video tentang review sepatu tersebut. Ingat ya, artikel atau video, jangan cuma membaca review dari toko on-line, terlebih kalau sepatu yang kita beli cukup mahal harganya.
- Saya lebih menyarankan untuk nonton video review, karena di sana kita bisa melihat secara lebih jelas bentuk dan warna sepatu yang akan kita beli. Dan informasi yang disediakan biasanya lebih kompleks.
Menemukan Sepatu yang Sesuai
Berkat
kejadia-kejadin di atas, saya merasa menjadi seseorang yang sudah cukup makan asam garam dalam masalah pembelian sepatu on-line. Berbekal itu,
saya merasa lebih percaya diri untuk kembali mencari pengganti dari sepatu yang
baru saja saya jual.
Karena
saya sudah merasa nyaman dengan sepatu merek League seri New Volkov, akhirnya
pilihan masih dijatuhkan ke seri seri yang sama, hanya saja dengan sedikit
sentuhan dan warna yang berbeda. Saya pilih sepatu lari Leguae Volkov Shades M
warna merah. Harganya sekitar 420-an ribu, plus diskon.
Setelah
barang datang, saya cukup bersyukur. Secara keseuluruhan, saya cukup terpuaskan.
Bagian
uppernya sebenarnya mirip dengan seri New Volkov, hanya saja untuk untuk Volkov
Shades M, bahan yang digunakan bisa lebih mengembang menyesuaikan dengan bentuk
kaki kita. Dan yang tentu saja paling penting: perpaduan warna uppernya antara
hitam dengan merah yang tidak terlalu ngejreng,
membuatnya tidak terlalu mencolok.
Begitu
juga saat digunakan untuk berlari. Setelah beberapa kali penyesuaian, kaki saya
sudah merasa nyaman dengan sepatu Volkov Shades M. Selain itu, rasa pecaya diri
saya pun menjadi plus plus saat
berlari dengan sepatu ini.
Sampai
tulisan ini dimuat, sepatu League Volkov Shades M masih saya gunakan untuk
berlari. Padahal, beberapa kali saya tergiur untuk berpaling ke sepatu-sepatu
merek lain, yang terlihat lebih bergengsi, dan mahal tentunya.
Namun
beberapa kali juga saya urungkan. Sebab setelah proses panjang ini, saya
menyadari satu hal penting, bahwa mencari sepatu lari yang nyaman, sama halnya
dengan urusan mencari pasangan yang ideal: penuh perjuangan dan ada kalanya
perlu mengalami trial and error beberapa kali.
0 comments:
Post a Comment